Dengar-dengar sekarang di negeriku tercinta lagi ribut-ribut soal sebuah film yang menjadi kontroversi "Cinta Tapi Beda" yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Ada yang bilang ini menghina etnis minang dan ada juga yang bilang ini adalah film biasa. Masing-masing pendapat disertai dengan masing-masing alasan untuk membenarkan pendapatnya dengan caranya masing-masing.
Saya adalah orang minang, asli. Namun karena disini belum bisa menyaksikan filmnya secara langsung maka tidak akan berkomentar terlalu jauh. Tapi bagaimanapun juga, sebagai orang minang saya pastinya sangat menyayangkan perpecahan yang timbul akibat dari cara menyampaikan pendapatnya. Untuk pihak yang sudah mengajukan gugatan, mereka mewakili organisasi tertentu dan mengajukan keberatannya atas penayangan film ini. di pihak lain ada pribadi-pribadi yang berpendapat lagi atas tindakan dari pihak yang berkeberatan, ada yang mendukung dan ada juga yang menyayangkan. Namun masalahnya kata-kata yang digunakan sudah sangat tidak mencerminkan budaya yang baik lagi. saling hujat di facebook, blog, ataupun media social lainnya yang jelas-jelas bisa disaksikan dan dikomentari lagi oleh orang banyak. Yang mendukung Hanung bilang orang yang menggugat hanung itu bla bla bla dan yang membenci karya hanung ini juga punya bla bla bla yang masing-masing kubu punya bahasa yang tidak tanggung-tanggung, bukan cuma dengan orang yang tidak mengerti minang, bahkan sesama orang yang mengaku minang sekalipun perdebatan tak terelakkan.
Disini, saya tidak ikut menghujat pihak manapun. saya memahami apa yang dilakukan oleh para penggugat hanung dan karyanya karena memang ada alasannya, dan mereka menyampaikan itu ke pihak yang berwajib menyelesaikannya. Saya juga tidak menyalahkan jika ada pihak-pihak yang tidak berkeberatan dengan penayangan film ini dan para pendukung hanung dengan karyanya. Namun masalahnya akan menjadi tak sama jika ada pihak yang menentang dan pihak yang mendukung hanung saat berdiskusi. mereka seolah-olah mewakili minang atau muslim padahal pendapat yang dikeluarkan adalah jelas pendapat pribadi, hasil pemikirannya yang belum tentu benar dan keukeuh mempertahankannya dengan bahasa yang sangat tidak sopan bahkan sampai-sampai membawa peraturan-peraturan yang sepertinya tidak dikuasainya.
Dan untuk film, film itu sendiri bukanlah true story. Namun disini yang harus dipahami adalah bahwa pola pikir penonton itu tidak semuanya sama. Beda orang beda cara pikir, dan beda lagi actionnya. dan kita tidak bisa menyerang pola masing-masing orang. Mengatakan pihak yang tersinggung itu bodoh dan yang mendukung itu intelektualnya tinggi dan sebaliknya itu juga bukanlah bahasa pemersatu. Terlepas dari bodoh pintarnya penonton, harusnya ini sudah menjadi pertimbangan bagi sutradara. Pendapat saya sebagai orang awam, sebaiknya sutradara menghindari hal-hal sensitif seperti ini. Namun bagaimanapun juga dengan hebohnya diperbincangkan bukannya otomatis film ini akan makin ramai ditonton? akan ada banyak orang yang penasaran dan berbondong-bondong ingin membuktikan. Yang untung siapa..?
Indonesia jelas terdiri dari beragam suku bangsa. apa salahnya saling menghargai dan menghormati. jika ada perselisihan paham bukannya sudah ada jalur penyelesaiannya...? kenapa begitu sulit untuk berhenti saling hujat. kapan majunya kalau begini terus? berpendapat itu hak yang tidak bisa dipisahkan dari seseorang, cuma cara berpendapat lah yang membedakan kualitas seseorang dengan orang lain.
Saya membayangkan apa jadinya negeri kita jika setiap perbedaan harus dihujani hujatan.
Saran saya, karena negara kita itu sangat beragam, tidak ada salahnya saling menghormati dan saling menghargai SARA lain yang berbeda dengan yang kita anut. Sebagai sutradara, saya rasa Hanung juga tidak ada salahnya meluruskan hal ini jika memang merasa ada yang perlu diklarifikasi, namun disisi lain, jika sang sutradara merasa karyanya sudah ok ya apa boleh buat, pihak yang berkeberatan bisa menyampaikan aspirasinya ke jalur yang diakui di negara ini, atas nama pribadi ataupun organisasi.
Disini saya tidak membahas "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah", karena menurut saya membahas adat minang dengan orang yang tidak semuanya mengerti minang akan menimbulkan polemik baru dan berhujung saling hujat lagi tanpa menghasilkan apa-apa. Namun disisi lain saya sangat berharap tidak ada pihak yang memaksakan merubah adat minang yang sudah ada dengan logika barunya. Saya tahu betul dengan pedoman tersebut tapi saya keberatan untuk dibahas disini karena saya sadar betul, keturunan minang sekalipun tidak semuanya mengerti dengan falsafah ini walau ada yang sudah terlanjur mengaku minang tapi seolah-olah tidak tahu dengan hal ini. Dan bagi saya membahas dengan cetar menggelegar soal minang, mengaku minang, tapi ternyata pas dialog ketauan tidak tahu apa-apa soal prinsip dasar minang, adalah hal yang lucu dan memalukan diri sendiri di depan umum. Jujur, saya pribadi masih belum menguasai dalam pelaksanaan adat minang yang sebenarnya.
Saya tidak ingin mencari kepopuleran atau apapun. saya tidak ingin dikenal sebagai seseorang yang munafik. dan pilihan saya adalah tetap bersikap dan berpendapat sebaik yang saya bisa untuk menyalurkan aspirasi selagi tidak ada yang menyerang :) karena takkan ada yang marah jika tidak ada sebabnya, kecuali........? kecuali orang dengan kualifikasi tertentu pastinya.
Men-judge orang begini begitu tanpa dasar yang jelas adalah bukti dangkalnya pola pikir seseorang, itu menurut saya.
Bagaimanapun juga, saya bangga menjadi orang minang dan semoga tidak ada yang protes ya :D
Semoga "Cinta Tapi Beda" mampu menjadikan perbedaan yang ada menjadi cinta.."Beda tapi Cinta..".
Jangan memancing panas suasana dengan menyinggung hal-hal sensitif bagi Suku, Adat, Ras, dan Agama tertentu.
Semoga nanti akan ada film yang jauh lebih bermutu yang mampu menyatukan, supaya yang habis nonton bisa pelukan, damai..jangan yang pulang nonton jadi pengen nabokin orang bawaannya...heheee
Dan bicara soal perfileman Indonesia, disini saya akui, saya bukan salah satu penggemarnya. saya masih lebih memilih film yang walau takkan mampu menyatukan tapi lebih ke menghibur aja, seperti skyfall, hebohnya karena memang keren, bukan sensasi..heheee
SARA jika diperdebatkan takkan ada habisnya. makin diperdebatkan dengan ketidaktahuan dan penuh emosi hanya akan membuat suasana makin runyam dan berputar disitu-situ aja.
Ok, buat teman-teman yang belum terlanjur komentar macam-macam, semoga kita tidak ikut memanaskan suasana ya..
Saya adalah orang minang, asli. Namun karena disini belum bisa menyaksikan filmnya secara langsung maka tidak akan berkomentar terlalu jauh. Tapi bagaimanapun juga, sebagai orang minang saya pastinya sangat menyayangkan perpecahan yang timbul akibat dari cara menyampaikan pendapatnya. Untuk pihak yang sudah mengajukan gugatan, mereka mewakili organisasi tertentu dan mengajukan keberatannya atas penayangan film ini. di pihak lain ada pribadi-pribadi yang berpendapat lagi atas tindakan dari pihak yang berkeberatan, ada yang mendukung dan ada juga yang menyayangkan. Namun masalahnya kata-kata yang digunakan sudah sangat tidak mencerminkan budaya yang baik lagi. saling hujat di facebook, blog, ataupun media social lainnya yang jelas-jelas bisa disaksikan dan dikomentari lagi oleh orang banyak. Yang mendukung Hanung bilang orang yang menggugat hanung itu bla bla bla dan yang membenci karya hanung ini juga punya bla bla bla yang masing-masing kubu punya bahasa yang tidak tanggung-tanggung, bukan cuma dengan orang yang tidak mengerti minang, bahkan sesama orang yang mengaku minang sekalipun perdebatan tak terelakkan.
Disini, saya tidak ikut menghujat pihak manapun. saya memahami apa yang dilakukan oleh para penggugat hanung dan karyanya karena memang ada alasannya, dan mereka menyampaikan itu ke pihak yang berwajib menyelesaikannya. Saya juga tidak menyalahkan jika ada pihak-pihak yang tidak berkeberatan dengan penayangan film ini dan para pendukung hanung dengan karyanya. Namun masalahnya akan menjadi tak sama jika ada pihak yang menentang dan pihak yang mendukung hanung saat berdiskusi. mereka seolah-olah mewakili minang atau muslim padahal pendapat yang dikeluarkan adalah jelas pendapat pribadi, hasil pemikirannya yang belum tentu benar dan keukeuh mempertahankannya dengan bahasa yang sangat tidak sopan bahkan sampai-sampai membawa peraturan-peraturan yang sepertinya tidak dikuasainya.
Dan untuk film, film itu sendiri bukanlah true story. Namun disini yang harus dipahami adalah bahwa pola pikir penonton itu tidak semuanya sama. Beda orang beda cara pikir, dan beda lagi actionnya. dan kita tidak bisa menyerang pola masing-masing orang. Mengatakan pihak yang tersinggung itu bodoh dan yang mendukung itu intelektualnya tinggi dan sebaliknya itu juga bukanlah bahasa pemersatu. Terlepas dari bodoh pintarnya penonton, harusnya ini sudah menjadi pertimbangan bagi sutradara. Pendapat saya sebagai orang awam, sebaiknya sutradara menghindari hal-hal sensitif seperti ini. Namun bagaimanapun juga dengan hebohnya diperbincangkan bukannya otomatis film ini akan makin ramai ditonton? akan ada banyak orang yang penasaran dan berbondong-bondong ingin membuktikan. Yang untung siapa..?
Indonesia jelas terdiri dari beragam suku bangsa. apa salahnya saling menghargai dan menghormati. jika ada perselisihan paham bukannya sudah ada jalur penyelesaiannya...? kenapa begitu sulit untuk berhenti saling hujat. kapan majunya kalau begini terus? berpendapat itu hak yang tidak bisa dipisahkan dari seseorang, cuma cara berpendapat lah yang membedakan kualitas seseorang dengan orang lain.
Saya membayangkan apa jadinya negeri kita jika setiap perbedaan harus dihujani hujatan.
Saran saya, karena negara kita itu sangat beragam, tidak ada salahnya saling menghormati dan saling menghargai SARA lain yang berbeda dengan yang kita anut. Sebagai sutradara, saya rasa Hanung juga tidak ada salahnya meluruskan hal ini jika memang merasa ada yang perlu diklarifikasi, namun disisi lain, jika sang sutradara merasa karyanya sudah ok ya apa boleh buat, pihak yang berkeberatan bisa menyampaikan aspirasinya ke jalur yang diakui di negara ini, atas nama pribadi ataupun organisasi.
Disini saya tidak membahas "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah", karena menurut saya membahas adat minang dengan orang yang tidak semuanya mengerti minang akan menimbulkan polemik baru dan berhujung saling hujat lagi tanpa menghasilkan apa-apa. Namun disisi lain saya sangat berharap tidak ada pihak yang memaksakan merubah adat minang yang sudah ada dengan logika barunya. Saya tahu betul dengan pedoman tersebut tapi saya keberatan untuk dibahas disini karena saya sadar betul, keturunan minang sekalipun tidak semuanya mengerti dengan falsafah ini walau ada yang sudah terlanjur mengaku minang tapi seolah-olah tidak tahu dengan hal ini. Dan bagi saya membahas dengan cetar menggelegar soal minang, mengaku minang, tapi ternyata pas dialog ketauan tidak tahu apa-apa soal prinsip dasar minang, adalah hal yang lucu dan memalukan diri sendiri di depan umum. Jujur, saya pribadi masih belum menguasai dalam pelaksanaan adat minang yang sebenarnya.
Saya tidak ingin mencari kepopuleran atau apapun. saya tidak ingin dikenal sebagai seseorang yang munafik. dan pilihan saya adalah tetap bersikap dan berpendapat sebaik yang saya bisa untuk menyalurkan aspirasi selagi tidak ada yang menyerang :) karena takkan ada yang marah jika tidak ada sebabnya, kecuali........? kecuali orang dengan kualifikasi tertentu pastinya.
Men-judge orang begini begitu tanpa dasar yang jelas adalah bukti dangkalnya pola pikir seseorang, itu menurut saya.
Bagaimanapun juga, saya bangga menjadi orang minang dan semoga tidak ada yang protes ya :D
Semoga "Cinta Tapi Beda" mampu menjadikan perbedaan yang ada menjadi cinta.."Beda tapi Cinta..".
Jangan memancing panas suasana dengan menyinggung hal-hal sensitif bagi Suku, Adat, Ras, dan Agama tertentu.
Semoga nanti akan ada film yang jauh lebih bermutu yang mampu menyatukan, supaya yang habis nonton bisa pelukan, damai..jangan yang pulang nonton jadi pengen nabokin orang bawaannya...heheee
Dan bicara soal perfileman Indonesia, disini saya akui, saya bukan salah satu penggemarnya. saya masih lebih memilih film yang walau takkan mampu menyatukan tapi lebih ke menghibur aja, seperti skyfall, hebohnya karena memang keren, bukan sensasi..heheee
SARA jika diperdebatkan takkan ada habisnya. makin diperdebatkan dengan ketidaktahuan dan penuh emosi hanya akan membuat suasana makin runyam dan berputar disitu-situ aja.
Ok, buat teman-teman yang belum terlanjur komentar macam-macam, semoga kita tidak ikut memanaskan suasana ya..